BERITA TERBARU – Wakil Bupati (Wabup) Lembata, Thomas Ola Langodai menjelaskan korban meninggal dunia didalam bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi 21 orang.
Jumlah itu berdasarkan information paling akhir yang dilaporkan pada Selasa (6/4) pagi. Sementara sebanyak 44 warga masih hilang dan kemungkinan masih bertambah.
“Kalau korban yang sudah ditemukan didalam wujud jenazah di Ile Ape dan Ile Ape Timur itu 19, dua itu ada di Omesuri, jadi jumlahnya jadi 21,” kata Thomas dikutip berasal dari siaran CNNIndonesia TV, Selasa (6/4).
Thomas menjelaskan pencarian korban masih lumayan terhambat akibat listrik dan akses internet mati total, biarpun akses transportasi mulai sanggup digunakan perlahan.
Menurutnya, sebagian anak muda yang tergabung didalam sebuah lembaga membantu pihaknya laksanakan pendataan dan pencarian warga yang masih hilang. Thomas menyebut pihaknya terlampau memerlukan bantuan untuk para warga terdampak.
“Fasilitas publik sebenarnya terlampau dibutuhkan, air bersih baik untuk mengkonsumsi maupun mandi, cuci dan sebagainya. Di Ile Ape dan SMPN Negeri 1 Ile Ape Timur itu masih terlampau sulit gara-gara belum sanggup hilirisasi kendaraan,” ujarnya.
Thomas mengakui bahwa Kabupaten Lembata kerap dihadang bencana tanah longsor akibat susunan tanah mereka. Namun, menurutnya bencana banjir bandang ini pertama kalinya berlangsung di Lembata.
Untuk itu, ia mengaku dapat mempersiapkan kiat mitigasi pascabencana dengan menyiagakan alat berat di setiap kecamatan, guna membantu proses evakuasi sisa banjir bandang maupun longsor.
“Ke depannya sedikitnya satu kecamatan itu sanggup mempunyai alat berat yang siap dioperasikan. Kalau musim kemarau sanggup dioperasikan untuk galian bangunan, pada selagi musim hujan dia sanggup bertugas bersihkan material longsoran,” ujarnya.
Data yang diungkap Thomas berlainan dengan information Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB pagi tadi mencatat korban meninggal dunia di Kabupaten Lembata raih 67 orang. Dari information BNPB, keseluruhan korban meninggal 128 orang.
Selain Lembata, pada lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao sampai Alor.
Sejauh ini, berdasarkan information BNPT, sebanyak 8.424 orang wajib mengungsi. Jumlah pengungsi terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur raih 7.212 orang, Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 orang, Sumba Barat 284 orang, dan Flores Timur 256 orang.
Sedangkan 72 orang lainnya masih hilang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21 orang.